
Neft Daşları Azerbaijan, Kota Terapung Pertama di Dunia yang Menyimpan Sejarah Panjang
Neft Daşları, anjungan minyak pertama di dunia, menyimpan sejarah panjang, perkembangan teknologi kelautan, dan tantangan besar di tengah perubahan zaman, menjadikannya situs penting dalam industri minyak global.
Neft Daşları, yang terletak sekitar 100 kilometer dari Baku di Azerbaijan, adalah situs bersejarah yang menjadi pionir dalam industri minyak lepas pantai.
Dengan keberadaan yang unik di Laut Kaspia, Neft Daşları merupakan anjungan minyak pertama di dunia dan menjadi simbol penting dalam sejarah eksplorasi energi global.
Dibangun pada 1949, kota terapung ini berkembang menjadi sebuah pusat industri yang menghasilkan minyak untuk Uni Soviet selama beberapa dekade.
Namun, meskipun Neft Daşları mengalami kemunduran setelah runtuhnya Uni Soviet, ia tetap menjadi contoh luar biasa dari kemajuan teknologi kelautan pada masanya.
Artikel ini mengulas sejarah Neft Daslari, proses pengembangannya, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga kelangsungannya.
Bagaimana Neft Daşları Muncul?
Neft Daşları muncul sebagai hasil dari eksplorasi minyak yang dilakukan di Azerbaijan sejak abad ke-3 dan ke-4. Namun, produksi minyak secara signifikan baru dimulai setelah wilayah tersebut dikuasai oleh Rusia.
Setelah penemuan minyak di bawah dasar Laut Kaspia pada 1949, Neft Daşları dibangun sebagai anjungan minyak lepas pantai pertama di dunia.
Kota ini dikenal dengan nama “Batu Minyak” dan berfungsi sebagai simbol dari kemajuan teknologi dan eksplorasi energi yang memungkinkan ekstraksi minyak secara efektif dari dasar laut.
Pada awalnya, pembangunan Neft Daşları dipimpin oleh Joseph Stalin, dan konstruksinya dilakukan menggunakan kapal-kapal yang tenggelam, termasuk kapal tanker minyak pertama yang pernah ada.
Struktur ini dibangun di atas tumpukan kayu yang ditancapkan ke dasar laut untuk berfungsi sebagai platform pengeboran dan dermaga kapal.
Dengan perkembangan lebih lanjut, Neft Daşları berkembang menjadi kompleks besar dengan lebih dari 2.000 platform yang terhubung melalui jembatan sepanjang 300 kilometer.
Di masa kejayaannya, kota terapung ini menampung sekitar 5.000 pekerja dan menghasilkan 13 juta ton minyak setiap tahunnya.
Pengembangan Neft Daşları di Bawah Uni Soviet
Setelah pembangunan dimulai, Neft Daşları berkembang pesat menjadi kota mandiri yang sepenuhnya terfokus pada industri minyak.
Pada 1958, berbagai fasilitas dibangun untuk mendukung kehidupan pekerja, seperti pembangkit listrik, rumah sakit, pabrik pemurnian, dan ruang tinggal.
Selama tahun 1970-an, kota ini bahkan memiliki pusat perbelanjaan, lapangan sepak bola, bioskop, sekolah, dan berbagai fasilitas sosial lainnya, yang menjadikannya kota terapung yang sangat berkembang.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Neft Daşları adalah transportasi pekerja ke kota ini. Pekerja harus menempuh perjalanan laut yang memakan waktu 8 hingga 9 jam, yang menyebabkan kesulitan dalam menjangkau kota tersebut.
Pada 1960, pemimpin Soviet Nikita Khrushchev memerintahkan pembangunan heliport untuk mempermudah akses ke kota terapung ini, yang mempercepat perjalanan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Selain itu, pada 1981, seiring meningkatnya produksi minyak, dibangunlah jaringan pipa sepanjang 78 kilometer untuk menghubungkan Neft Daşları dengan Semenanjung Absheron, menggantikan kapal tanker sebagai sarana pengangkut utama minyak.
Penggunaan pipa ini memungkinkan volume ekstraksi yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan kapal tanker.
Kebangkitan dan Kemunduran Neft Daşları
Neft Daşları memainkan peran besar dalam industri minyak Soviet, dengan menyumbang sekitar 60% dari pasokan minyak lepas pantai Uni Soviet.
Peningkatan efisiensi dalam proses pengeboran dan pembangunan fasilitas kelautan yang lebih maju berkontribusi pada perkembangan pesat kota ini.
Neft Daşları juga berperan dalam eksperimen teknologi pengeboran laut yang mengarah pada penerapan metode pengeboran baru dengan beberapa sumur dibor pada sudut yang berbeda dari platform yang sama.
Namun, dengan runtuhnya Uni Soviet pada 1991, kota terapung ini mulai mengalami kemunduran yang signifikan.
Infrastruktur yang sudah usang membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi, dan penemuan ladang minyak baru di daratan dengan biaya ekstraksi yang lebih rendah menyebabkan banyak pekerja meninggalkan Neft Daşları.
Selain itu, platform-platform minyak yang ada mulai mengalami kerusakan akibat cuaca buruk dan kurangnya pemeliharaan yang memadai.
Meskipun demikian, Neft Daşları tetap dimiliki oleh pemerintah Azerbaijan dan dikelola oleh SOCAR, perusahaan minyak negara.
Sekitar dua pertiga dari infrastruktur asli kota ini telah rusak, dan hanya sekitar 45 kilometer dari 300 kilometer jalan yang masih digunakan hingga saat ini.
Meskipun dalam kondisi terbengkalai, sekitar 2.000 orang masih tinggal dan bekerja di Neft Daşları untuk mengekstraksi minyak.
Neft Daşları di Zaman Modern
Pada tahun-tahun terakhir, meskipun Neft Daşları menghadapi penurunan, kota terapung ini tetap memiliki nilai penting dalam sejarah industri minyak global.
Pemerintah Azerbaijan mulai melakukan renovasi pada beberapa fasilitas untuk mendukung kegiatan produksi minyak yang terus berlanjut.
Pada ulang tahun ke-60 kota ini, rencana pembaruan infrastruktur diputuskan, dan beberapa gedung baru dibangun untuk menjaga kelangsungan produksi di Neft Daşları.
Namun, proses renovasi ini tidak mudah. Pembongkaran kota yang dibangun di atas laut membutuhkan biaya yang sangat tinggi, dan tantangan teknis terkait konstruksi serta lokasi yang terpencil membuat pekerjaan ini semakin rumit.
Sebagai alternatif, proyek-proyek baru yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan sedang dijalankan di beberapa lokasi lain, seperti Maladewa dan Jepang, untuk menanggapi tantangan yang sama yang dihadapi oleh Neft Daşları.
Bisakah Anda Mengunjungi Neft Daşları?
Akses ke Neft Daşları saat ini sangat terbatas, dan pengunjung yang ingin mengunjungi kota ini harus memperoleh izin khusus dari pemerintah Azerbaijan.
Selama era Uni Soviet, Neft Daşları benar-benar terisolasi karena masalah keamanan dan kepentingan strategis. Meskipun saat ini dikelola oleh SOCAR, akses bagi wisatawan asing tetap sangat ketat, dan tidak ada akses langsung ke kota ini tanpa izin.
Kota ini tidak dapat ditemukan dengan mudah di aplikasi pemetaan seperti Google Maps atau Bing Maps. Namun, untuk mereka yang ingin lebih memahami sejarah Neft Daşları, ada sejumlah film dokumenter yang dapat dijadikan referensi, termasuk La Cité du Pétrole yang diproduksi pada 2009.
Selain itu, beberapa bagian dari Neft Daşları juga muncul dalam film James Bond The World Is Not Enough (1999), yang menjadikan kota ini sebagai lokasi syuting.
Masa Depan Neft Daşları dan Kota Terapung
Meskipun mengalami kemunduran, Neft Daşları tetap menjadi simbol dalam perkembangan teknologi kelautan dan eksplorasi energi.
Dalam konteks perubahan iklim dan kebutuhan solusi berkelanjutan, kota terapung seperti Neft Daşları tetap relevan sebagai model untuk proyek-proyek kota terapung yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan kemajuan teknologi, proyek-proyek baru di lokasi-lokasi lain sedang berupaya menciptakan solusi jangka panjang terhadap tantangan ruang dan energi yang semakin mendesak.
Sebagai bagian penting dari sejarah industri minyak, Neft Daşları tetap mempertahankan tempatnya dalam peta energi global.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, kota terapung ini akan terus menginspirasi para peneliti dan insinyur di seluruh dunia, membuka jalan bagi proyek-proyek yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan.
Neft Daşları bukan hanya sekadar situs bersejarah, melainkan juga simbol dari inovasi dalam teknologi kelautan dan eksplorasi minyak. Meskipun mengalami kemunduran, Manshiyat Naser Kairo ini memiliki tempat penting dalam sejarah teknologi dan industri energi global.
Dengan renovasi yang tengah dilakukan dan proyek-proyek kota terapung berkelanjutan yang berkembang, Neft Daşları tetap menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan masa depan di dunia energi.